pribadi yang ekspresif

Walau memang nggak setiap orang adalah pribadi yang ekspresif, tapi ternyata ekspresi itu penting, lho. Apalagi ternyata ada penyakit kejiwaan yang salah satu tandanya adalah kita nggak bisa terkoneksi sama emosi kita. Nah lho. Makanya, belajar berekspresi, yuk!

• Menjaga emosi tetap stabil memang penting, tapi bukan berarti kita harus  melarang diri kita merasakannya. Nggak apa-apa menahan emosi, tapi bukan berarti kita mengenyahkan dan mencoba menghilangkan emosi itu. Kita boleh menutupinya di depan orang lain, tapi saat sedang sendiri, biarkan emosi kita meluap, berikan kesempatan emosi keluar dan kita benar-benar merasakannya.

• Kita boleh menutupi emosi di depan orang lain, tapi saat sedang sendiri, biarkan emosi kita meluap, berikan kesempatan emosi keluar dan kita benar-benar merasakannya. Saat merasa sedih, cari tempat untuk sendirian, dan biarkan airmata keluar, begitu juga saat sedang marah.

• Kalau memang emosi kita datar-datar saja, boleh kok dipancing. Coba deh tonton film lucu atau film sedih. Adegan-adegan film tadi siapa tahu saja bisa bikin kita ‘merasakan sesuatu’, dan bisa tertawa terbahak-bahak atau malah menangis tersedu-sedu. Kalau nggak terlalu suka nonton, membaca buku juga boleh, kok.

• Coba juga buat banyak berkontak sama sobat, mulai dari mendengarkan curhat mereka, sampai balik curhat sama mereka. Belajar buat lebih terbuka sama orang lain. Karena menceritakan suatu masalah juga membantu penyaluran emosi lho.

Semoga sukses!